Pentingnya Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi Indonesia negara besar. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang mempunyai berbagai pulau, bermacam-macam penduduk, suku, bahasa daerah di dalamnya.
Adapun masalah akibat kondisi masyarakat multikultural seperti konflik (tertutup & terbuka). Sebutlah adanya perbedaan ciri fisik, kepandaian, adat istiadat, kepercayaan (agama). Disintegrasi (Perasaan tidak adil, kesenjangan sosial ekonomi, dll.) Walaupun terdapat potensi konflik di Indonesia tapi sebenarnya juga terdapat potensi harmonisasi.
Pendidikan Pancasila
“Oleh karena rasa kebangsaanlah, maka bangsa- bangsa jang terbelakang lekas mencapai peradaban, kebesaran dan kekuasaan. kebangsaanlah jang menjadi darah jang mengalir dalam urat-urat bangsa-bangsa jang kuat dan rasa kebangsaanlah jang memberi hidup kepada tiap-tiap manusia jang hidup” Soekarno, 1930: 118).
Dalam kutipan tersebut sarat akan pesan pentingnya pendidikan pancasila. Salah satunya menggarap Mata Kuliah Wajib dan Kurikulum (MKWK). MKWK berfungsi untuk membentuk watak dan keadaban mahasiswa yang bermartabat, serts Penyelenggaraan MKWK mengandung muatan yang aktual dan kontekstual.
Pancasila sebagai perekat bangsa yang : Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, Ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, Ber-Persatuan Indonesia, Ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Isu terkini yang berkaitan dengan memudarnya praktik nilai Pancasila di masyarakat yaitu masalah-masalah kewarganegaraan dan kebangsaan, Perilaku oknum aparatur negara dan warga negara atau masyarakat yang belum baik dan terpuji. Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial (sara, tawuran, Intoleran, dll.)
Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum tertangani secara tuntas karena lemahnya penegakan hukum. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara (contoh : semangat gotong royong, kepatuhan hukum, kesantunan, kepedulian, dll.)
Pengaruh globalisme dengan faham bawaannya: liberalisme, kapitalisme, komunisme, individualisme, materialisme, hedonisme, radikalisme. Pancasila belum menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan pertumbuhan ekonomi (hambatan dalam bekerja, mencari nafkah, transportasi, komunikasi). Hambatan dalam penyelenggaraan pendidikan seperti teknologi yang belum merata,
Isu-isu Strategis BPIP
Distorsi Pemahaman Pancasila, Eksklusi Sosial, Kesenjangan Sosial, Pelembagaan Nilai Pancasila, Keteladanan Pancasila. Isu Strategis Pembinaan Ideologi Pancasila lainnya adalah Pemahaman Pancasila, Inklusi Sosial, Keadilan Sosial, Pelembagaan Pancasila, Keteladanan Pancasila
Bangsa ini belum sepenuh hati menerima dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, mematuhi UUD NRI 1945, berkomitmen pada NKRI, dan menyadari kehidupan dengan kondisi Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam bingkai sistem pemerintahan demokasi yang mensyaratkan partisipasi warga negara secara cerdas, baik, dan bertanggung jawab.
Isu terkini yang berkaitan dengan praktik nilai Pancasila di Perguruan Tinggi yaitu berkenaan dengan masalah ketahanan kampus dari beberapa segi. Sebutlahk kondisi mental civitas akademika, kondisi politik kampus, kondisi perekonomian kampus, kondisi sosial budaya kampus, kondisi daya tangkal civitas akademika
Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (Pasal 1 UU No.12/2006). Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Peran Aktif Pemuda
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan, pertama menumbuh kembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan. Kedua, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual; ketiga, meningkatkan kesadaran hukum.
Peran aktif pemuda sebagai control sosial diwujudkan dengan: memperkuat wawasan kebangsaan; membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara; membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum; meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik; menjamin transparansi dan akuntabilitas publik; dan/atau memberikan kemudahan akses informasi.
Peran aktif pemuda sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan: pendidikan politik dan demokratisasi; sumberdaya ekonomi; kepedulian terhadap masyarakat; ilmu pengetahuan dan teknologi; olahraga, seni, dan budaya; kepedulian terhadap lingkungan hidup; pendidikan kewirausahaan; dan/atau kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Alternatif solusinya dengan literasi teknologi informasi, media sosial, etik, pendidikan demokrasi & penegakan hukum, penanganan ketidaksetaraan sosial, ekonomi, dan politik.
Indikator Implementasi Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat
Ada Kerjasama, memperkokoh persatuan dan kesatuan, memperkuat solidaritas, mempererat persaudaraan, membangun kebersamaan Mendorong semangat gotong royong, mendorong semangat kekeluargaan, menjaga kehidupan yang harmonis, menjalin komunikasi antar sesama anggota masyarakat
Pancasila dapat diimplementasikan sebagai: Dasar Negara; Ideologi Bangsa; Falsafah Bangsa;Pedoman Hidup Berbangsa dan Bernegara; Sistem Nilai dalam bersikap dan berperilaku di masyarakat.
Pembangunan warga negara muda pancasilais merupakan proses yang tidak pernah berakhir. Negara perlu hadir dn melakukan adaptasi dan inovasi Pendidikan Pancasila bagi warga negara muda sesuai dengan perkembangan masyarakat – bangsa Indonesia dan global. Pembangunan warga negara muda perlu memperhatikan prinsip-prinsip pedagogic dan karakteristik peserta didik.
Penulis: Sapriya