Kini sebagian besar Generasi milenial telah menjadikan Barat sebagai kiblat kemajuan. Hal tersebut terlihat dari sisi kemajuan iptek yang kian melesat, dan kini para kaum milenials banyak yang silau dengan kebangkitan Barat.
Barat telah berhasil mengambil mafahim tentang orientasi kehidupan dan berhasil merubah standar fikir anak muda dan keyakinan mereka. Kini orientasi hidup identik pada pencapaian materi dunia. Selain itu, kaum millenials sibuk dengan dunia mayanya yang ingin eksis dan narsis. Selain itu Barat telah mengambil alih standar hidup manusia mulai dari segi life style 4F (food, fun, fashion, and film)
Kini banyak fenomena global yang menyebabkan kerusakan moral khususnya yang menjangkit para kaum millenials. Dan akar masalahnya adalah tatanan kehidupan yang rusak, yaitu nilai-nilai yang diadopsi dari Barat, Sekularisme. Sebuah perangkat pemikiran yang mencoba memisahkan antara agama dari kehidupan.
Jika Barat dijadikan role model kemajuan peradaban maka yang terjadi hanyalah Kebangkitan semu seperti fatamorgana. Jika kita lihat negara-negara maju dengan pembangunan fisik yang luar biasa, menyimpan kepiluan tersembunyi di sana.
Di mana tingginya tingkat kebobrokan moral seperti virus LGBT, hubungan bebas, dan sebagainya. Maka, kita terkecoh pada apa yang tampak di luarnya saja. Namun di dalamnya justru menyimpan penyakit moral yang mematikan.
Baca Juga: Agus Lenon: Berawal dari HMI berakhir di Muhammadiyah
Maka Islam hadir untuk merubah tatanan kehidupan yang rusak untuk kembali menjadi peradaban yang kuat, bersih, dan bermoral. Karena Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Karena ia telah mengatur seluruh lini kehidupan mulai dari hal-hal kecil hingga yang rumit sekalipun.
Semua sudah Islam atur sedemikian indah. Bahkan ada 8 HAM yang dijamin oleh Islam, yaitu Menjaga darah & jiwa setiap manusia, Menjaga keturunan, akal, harta, kehormatan, keamanan, agama dan juga negara. Kita di Indonesiapun tentu saja menjunjung tinggi Islam menjadi negara berkemajuan.
Jika Islam kita terapkan dalam setiap sendi kehidupan, yang terjadi adalah kebangkitan dan kemajuan peradaban yang hebat. Dan mewujudkan rahmat bagi sekalian alam yaitu kesejahteraan bagi seluruh masyarakat (baik dari segi pembangunan fisik, moral, ekonomi, budaya, dan sebagainya).
Seperti halnya kerajaan Turki Utsmani yang telah berkuasa hingga 1,3 abad lamanya dengan meninggalkan jejak peradaban yang luar biasa. Dan sebagian besar kita rasakan manfaatnya hingga saat ini.
Tolak ukur hidup seorang muslim adalah mencari ridho Allah. Maka Keterikatan hukum syara seorang muslim adalah penerapan secara sempurna dan paripurna, Islam dalam setiap sendi-sendi kehidupan. Maka kita sebagai muslimah harus mulai membangkitkan kesadaran umat muslim melalui dakwah. Dan kita patut mencontoh thoriqoh dakwah Rasulullah saat itu.
Baca Juga: Moderat Artinya Sikap Teguh Memegang Islam
Karakter dakwah millenial: 1. Pemikiran yang menumbuhkan kesadaran bahwa Islam itu solutif bagi setiap permasalahan kehidupan umat. 2. Politis yaitu perduli terhadap umat tanpa memikirkan kesenangan materi. 3. Tanpa kekerasan fisik, tentu saja mendakwahkan pemikiran Islam tanpa kekerasan.
Karakter muslimah era millenial: 1. Taqwa, berusaha untuk terikat dengan syariat, termasuk kontribusinya di ruang sosial-politis. 2. Harus mampu menjadi leader bukan hanya follower dan berani menantang kedzoliman. 3. Punya visi besar dalam perubahan yang hakiki yaitu visi untuk senantiasa terikat dengan syariat.