Syed Muhammad Naquib ibn Ali ibn Abdullah Ibnu Muhsin al Attas atau bisa dipanggil al Attas lahir pada 5 september 1931 di Bogor Jawa Barat. Beliau merupakan seorang cendekiawan dan filsuf berkebangsaan Malaysia. Ia seorang muslim taat yang juga merupakan penulis di berbagai buku pemikiran dan peradaban islam.
Di masa perjalanan hidupnya beliau banyak memberikan sumbangsih pemikiran islam salah satu karya yang paling monumentalnya adalah islamic and secularism.
Tantangan umat dalam mengahadapi zaman modern
Di dalam karya tersebut al Attas banyak menjelaskan mengenai masalah pemisahan agama Islam dengan ilmu pengetahuan sains, yang mana dampak muculnya masalah sekularisme ini mengakibatkan keraguan keraguan yang terjadi pada umat islam dalam mengamalkan nilai ajaran islam.
Di kehidupan yang serba modern ini, kita bisa rasakan bahwa ilmu pengetahuan dan sains berkembang sangat begitu cepat. Misalnya ketika dihadapkan permasalahan dan tantangan baru dalam kehidupan modern, maka tak sedikit peluang tokoh masyarakat termotivasi untuk melahirkan teori baru. Namun terkadang teori yang dibawakan menjauhkan dari nilai nilai agama, contohnya posistivisme, eksistensialisme, materialisme dan teori lainnya.
Gambaran sederhananya terkait pandangan hidup yang jauh dari nilai islam salah satunya paham materialisme yang mengajarkan kepada manusia modern bahwa pada dasarnya semua hal dalam kehidupan terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil dari interaksi materi. Ditambah lagi pemahaman materialisme tidak mengakui sesuatu yang ghaib seperti tuhan, malaikat, jin dan lain lain.
Adapun contoh kasus yag sering terjadi belakangan ini dari pemahaman materialisme yakni seperti seorang anak berani membunuh ibunya demi mendapatkan harta waris, pejabat korupsi dengan uang miliaran rupiah, menghamburkan uang untuk memuaskan nafsu diri sendiri dan masih banyak lagi. Ini menunjukan peran agama dalam kehidupan seakan akan sirna karena sudah terpahami bahwa segala sesuatu harus berhubungan dengan materi yang ada (sekuler).
Faham Sekuler telah Menyebar ke Seluruh Dunia
Menyikapi permasalah demikian Al Attas memberikan pernyataan bahwa pada hari ini faham sekular tidak hanya berlaku di dunia Barat, tetapi telah menyebar ke seluruh dunia. Sekularisme telah masuk secara halus melalui cara-cara Barat dalam berpikir, menilai dan meyakini, kemudian ditiru secara “bulat-bulat” oleh sebahagian sarjana dan cendikiawan Muslim hari ini.
Kenyataan bahwa mereka ini dapat dipengaruhi oleh faham sekular Barat, disebabkan kelemahan mereka dalam memahami pandangan alam (worldview) Islam dan Barat serta terhadap prinsip-prinsip agama dan cara berpikir yang menayangkannya. Oleh karena itu setiap muslim ditekankan untuk dapat membedakan sekularisme yang memisahkan kehidupan dengan agama antara penyeimbangan peran agama dan kehidupan.
Untuk menjawab segala permasalahan tersebut, maka al Attas merumuskan gagasan pemikiran berupa ide islamisasi ilmu. Islamisasi ilmu merupakan pembebasan ilmu dari penafsiran penafsiran yang didasarkan pada pemahaman sekuler dan dari ungkapan orang-orang sekuler.
Ide islamisasi ilmu pengetahuan sebagai solusi
Ide islamisasi harus mengarah pada ilmu rasional, filosofis, dan intelektual dengan membersihkan unsur-unsur atau konsep pokok peradaban barat yang tidak sesuai dengan nilai ajaran islam kemudian memasukan unsur atau konsep pokok islam. Adapun konsep utama islam meliputi : Konsep agama, konsep manusia, konsep pengetahuan, konsep kearifan, konsep keadilan dan konsep perbuatan yang benar (amal sebgai adab).
Hadirnya ide islamisasi ilmu ini, dengan tujuan untuk melindungi dan menyelamatkan segenap umat islam dari buah pikiran ilmu yang menyesatkan dan keliru. Selain itu, Islamisasi ilmu bertujuan untuk mengembangkan ilmu yang dapat membangunkan pemikiran dan pribadi muslim untuk meningkatkan keimanan kepada Allah. Dengan itu islamisasi ilmu akan melahirkan keamanan, kebaikan, keadilan, dan kekuatan iman.
Meskipun demikian umat islam mau tak mau pasti dihadapkan dengan pengaruh arus globalisasi. Misalnya Jika menolak akan realita keadaan sekarang maka konsekuensinya adalah tertinggal dalam IPTEK adapun jika terlalu menikmati dengan pengaruh globalisasi dapat melupakan seseorang terhadap hal yang mendasar dalam nilai-nilai agama. Maka upaya utama yang harus dilakukan seorang muslim yaitu kembali memilah mana perubahan yang akan membawa pada kemaslahatan dan mana perubahan yang akan membawa kepada keburukan. Tumbuhkan sikap kesadaran dalam diri bahwa kebenaran tertinggi hanya terdapat pada Al qur’an dan As sunnah.
Editor : Irawan