Kalimahsawa.id – “Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) Israel di Indonesia sebenarnya bukanlah barang baru”. Begitu kata Hidayat Nur Wahid membuka kalimatnya dalam Launching Gerakan Boikot Divestasi & Sanksi (BDS) Israel di Indonesia, Sabtu (29/5) secara daring.
Menurutnya, Gerakan ini disinyalir cukup efektif untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Pada saat Konferensi OKI beberapa tahun lalu misal, Presiden Jokowi mengajak beberapa negara di dunia untuk memboikot produk Israel. Jadi jika saat ini terdapat gerakan yang sama untuk memboikot Israel maka sebenarnya itu hanya merealisasikan kebijakan pemerintah.
Lebih lanjut dalam kalimatnya, ia meyakini jika gerakan ini harus memiliki strategi agar benar-benar terealisasi. Sebab ternyata masih ditemukan berita yang melaporkan bahwa Indonesia melakukan impor senjata dari Israel. Itu bagian yang tentunya harus dikoreksi jika merujuk pada kebijakan Presiden di depan Konferensi OKI.
Baginya, kondisi di Indonesia ini sesungguhnya sangat aneh jika ada pembiasan terhadap informasi dan penyikapan tentang kemerdekaan Palestina dan penjajahan Israel. Karena jelas sekali bahwa boikot Israel adalah bagian dari konstitusi.
“Bung Karno dan Menlu Indonesia Prof. Ruslan Abdul Ghani misal, di tahun 1955 ketika menyelenggrakan KAA di Bandung, Israel tidak diundang dan malah mengundang Mufti Palestina. Kemudian di tahun 1962, Indonesia memboikot Israel untuk tidak mengikuti Asian Games.” Begitu paparan Hidayat Nur Wahid menceritakan pemboikotan Indonesia kepada Israel di masa lalu.
Hal ini tentu menjadi bukti jika secara politik dan olahraga pemboikotan Israel pernah dilakukan. Itu legal, dan itu fakta yang pernah terjadi.
Sebagai wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tentu ia sangat mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak segala bentuk praktik penjajahan yang dilakukan Israel.
Dengan gamblang ia menjelaskan bahkan masyarakat Afrika Selatan pun mendukung Palestina. Karena yang mereka lihat sekarang Israel merupakan rezim Apartheid (baca: deskriminasi berdasarkan RAS), rezim yang sebagaimana dulu pernah menindas masyarakat Afrika Selatan. Masyarakat Afrika Selatan sudah merasakan bagaimana apartheid begitu jahat dan sangat menistakan kemanusiaan. Karena itu masyarakat Afrika Selatan di masa lalu melakukan gerakan untuk menjatuhkan apartheid dan berhasil.
“Lalu sekarang mereka melihat itu dilakukan Israel. Tentu mereka tidak ingin kekejaman apartheid terulang. Itulah mengapa ada demo besar-besaran di negara Afrika Selatan” tandasnya.
Ia kembali mengingatkan jika seorang Albert Einstein sang ilmuan jenius juga menolak berdirinya negara Israel. Ia sedikit mengutip pernyataan Einstein, “Israel akan menjadi negara yang bahkan lebih jahat dalam memperlakukan Palestina daripada apa yang dilakukan Nazi kepada Yahudi”. Itu artinya secara tidak langsung tokoh politik Indonesia ini sepakat jika Holocaust yang dilakukan Nazi terhadap Yahudi itu tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan apa yang dilakukan Israel pada palestina.
Lebih lanjut ia mengatakan dimana-mana masyarakat dunia, bahkan di Kanada terdapat 1000 lebih seniman dan budayawan yang berdemo guna mendukung Palestina dan menolak kerjasama dengan Israel dalam bentuk apapun. Menurutnya contoh-contoh di atas merupakan suatu bentuk boikot dan momentum yang luar biasa.
Sebelum mengakhiri pemaparan, ia juga sempat menyinggung tentang hutang Indonesia pada masyarakat Palestina. Lebih lanjut ia mengatakan jika dulu para pekerja Pelabuhan Alexandria, Mesir yang kebanyakan adalah keturunan Palestina memboikot kapal Belanda dengan tidak mau menurunkan barang-barang dari kapal tersebut. Sebab mereka tahu jika perjalanan Belanda adalah untuk menjajah Indonesia. Dari sana ia beranggapan bahwa masyarakat Mesir-Palestina adalah salah satu bagian pertama yang menolak penjajahan di Indonesia, sekaligus mengakui kemerdekaannya.
Terakhir, sekali lagi Hidayat Nur Wahid menekankan jika, gerakan BDS ini adalah bagian dan bentuk perpanjangan tangan dari konstitusi Indonesia. Ia berharap dengan kontribusi membela kemerdekaan Palestina serta menolak penjajahan yang dilakukan Israel dapat menghadirkan manusia yang betul-betul adil beradab dan turut serta menciptakan perdamaian dunia.
Reporter: Anisa K.