Setiap manusia tentu tidak terlepas dari berbagai hiruk pikuk kehidupannya. Tentu seiring dengan peradaban perkembangan zaman akan diperhadapkan dengan berbagai tantangan yang ada. Mau tidak mau kita harus mengambil peran di segala persoalan yang menyangkut kehidupan itu. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita sudah siap dalam menghadapi serta menjawab berbagai persoalan yang ada?
“Revolusi Mental” saya tertarik dengan kata ini, karna saya rasa hakikat dari kata ini perlu diketahui dan dimiliki bahkan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Guna sebagai salah satu bentuk ikhtiar di dalam menyelesaikan dan menjawab beberapa persoalan yang ada. Sebelum itu terlebih dahulu perlu kita mengetahui apa sih arti dari Revolusi Mental ini?
Apa Itu Revolusi?
Sering kali diidentikkan atau kita maknai kata revolusi dengan artian perubahan cepat dalam ranah sosial-politik dengan konotasi kekerasan yang menyertainya. Padahal sejatinya revolusi ini adalah bagaimana bentuk perubahan yang menjembatani antara yang lalu dan yang akan datang untuk hal kebaikan ke depannya. Mengutip karya Yudi Latif dalam bukunya Revolusi Pancasila, bahwa revolusi menjadi jembatan yang mentransformasikan antara dunia lama ke dunia baru.
Mental?
Mental memiliki arti yang berhubungan dengan watak dan batin manusia. Kata mental berasal dari kata latin yaitu mens yang berarti jiwa, sukma dan semangat. Kalau kita kaitkan dengan istilah mentalitas yang bermakna aktivitas jiwa dan cara berpikir.
Dari dua pengertian kata tersebut, bisa disimpulkan bahwa revolusi mental ialah bagaimana bentuk upaya dalam mengubah cara berpikir maupun berperilaku lebih baik ke depannya. Dalam menata kesediaan jiwa serta semangat optimis agar tidak mudah termakan dengan beberapa aspek yang bisa mengakibatkan seseorang binasa.
Sejatinya Revolusi Mental adalah gerakan perubahan yang menuntun kita untuk tetap menjadi manusia yang bersifat mandiri, bersosial, bergotong royong. Punya semangat optimis yang tinggi untuk mencapai tujuan, beserta menjadi manusia yang sadar dan memerhatikan kemajuan peradaban bangsa untuk lebih baik lagi ke depannya.
Saya tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno bahwa “Revolusi Mental adalah gerakan yang menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala”.
Benar saja bahwa revolusi mental ini akan mengajarkan kita untuk bagaimana tetap kuat ketika sedang diterka dengan berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetap teguh dengan pendirian, beserta optimis dalam mencapai tujuan dan hasil yang ingin didapatkan.
Nilai Revolusi Mental
Revolusi Mental merujuk pada tiga nilai dasar yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong. Sungguh sangat disayangkan apabila kita melirik bagaimana fenomena yang sedang menimpa bangsa ini. Yaitu dari lemah dan kurangnya kerja keras serta kerja satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan yang baik.
Kekuatan hukum yang mengarah kepada siapa yang punya maka ia akan menang dan siapa yang tidak punya maka ia akan binasa. Orang yang dipercayakan oleh rakyat ternyata mengkhianati dan korupsi terjadi dimana-mana.
Tampak berbagai begitu banyak problem yang terjadi. Hal ini disebabkan karena ulah manusia yang tak pernah jujur, tak punya pendirian yang teguh dalam melaksanakan dan mengemban amanah. Tidak adanya semangat untuk bekerja keras, beserta budaya gotong royong yang seharusnya dipakai untuk bekerja sama saling tolong menolong dikonotasikan kepada keburukan.
Sungguh fenomena ini sangat-sangat jauh dan berlawanan dari nilai-nilai Revolusi Mental. Maka semestinya dan seharusnya kita dedikasikan serta implementasikan paradigma nilai-nilai Revolusi Mental ini dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Agar dapat mencapai peradaban Indonesia lebih baik ke depannya.
Urgensi Revolusi Mental Dalam Kehidupan Sehari-hari
Menghadapi hiruk pikuk kehidupan, toh tidak cukup dengan otot yang kita miliki. Namun juga harus siap dengan semangat dan kesediaan mental yang kuat. Sudah seharusnya kita keluar dari berbagai bentuk persoalan yang ada dengan berupaya untuk menyelesaikannya dengan membumikan semangat Revolusi Mental atau memperkuat mentalitas yang ada. Perlunya merekonstruksi dari pola pikir dan perilaku kita secara sistematis sebaik mungkin.
Tentu upaya-upaya ini tidak mudah, mengingat begitu banyak persoalan yang dihadapi. Mulai dari persoalan yang menyangkut negeri, yakni penindasan dimana-mana, korupsi merajalela, dan berbagai kebiasaan buruk dari luar, serta sampai pada perkembangan teknologi yang apabila tidak digunakan sebaik mungkin maka akan menjadi ancaman bagi kita terutama bagi keluarga dan masyarakat, dan hal-hal yang mengundang keburukan lainnya.
Perlunya kesediaan mental atau kesediaan hati dalam menghadapi dari berbagai bentuk upaya ancaman yang ada. Karena apabila hanya terus-terusan berpikir apatis atau bodoh amat dengan berbagai ancaman tersebut. Tidak sadar bahwa begitu pentingnya mengubah cara berkehidupan dan berpikir dengan baik dan sempurna.
Tentu dengan perspektif yang seperti ini, maka kemerdekaan hanya sebuah kata manis yang tak pernah terealisasi. Bahkan kita tetap menjadi bangsa yang terjajah dengan berbagai tirani-tirani penindasan sehingga mengantarkan seseorang kepada ancaman-ancaman yang berujung pada penguasaan dan pembinasaan.
Dalam hal ini marilah kita sebagai warga negara bersama-sama dalam menanamkan Revolusi Mental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perlunya upaya Revolusi Mental untuk disuarakan kepada seluruh masyarakat bahwa inilah salah satu tujuan kita bersama-sama untuk mencapai perubahan yang lebih baik lagi ke depannya.
Sejatinya Revolusi Mental tidak akan bisa tercapai apabila kita hanya terus-terusan bersikap apatis dengan berbagai persoalan yang ada. Tidak mau mengambil peran yang ada, baik berupa sumbangsih tenaga, kesediaan jiwa atau kesediaan berpikir, serta tidak mempunyai kesadaran diri untuk membangun peradaban Indonesia yang merdeka dari berbagai aspek dan elemen.
Editor: Rahmat Rusma