Oleh: Fattin Rabbani Sukmana
Marhaban Yaa Ramadhan, kata yang selalu kita dengan menjelang dan selama bulan Ramadhan berlangsung. Bulan yang penuh berkah ini, manusia berlomba-lomba dalam membaca berbuat kebaikan dan melaksanakan amalan sesuai tuntunan ajaran islam.
Rasulullah SAW bersabda ”Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah”. (HR. Ahmad). Berkah artinya adalah Ziyadatul Khair, bertambahnya kebaikan. Di bulan Ramadhan, kebaikan akan bertambah dan juga meningkat.
Kebaikan di bulan Ramadhan dapat dilihat secara jelas seperti peningkatan ekonomi UMKM, masyarakat banyak yang pergi ke masjid, peningkatan toleransi antar umat beragama, dan masih banyak kebaikan yang tidak bisa penulis satu persatu sebutkan.
Al-Qur’an Turun di Bulan Ramadan
Jika melihat sejarah, banyak sekali peristiwa perang Badar, Penaklukan Makkah, Lailatul Qodar, dan juga peristiwa turunnya Al-Qur’an di bulan ramadhan. Allah SWT berfirman “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah :185).
Baca Juga: Rekonsiliasi Islam dan Pancasila dalam Bingkai Kebangsaan
Ayat di atas merupakan dalil pertama yang menerangkan bahwa Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada bulan Ramadhan sebagai mana ayat lainnya ”Sesungguhnya kami menurunkan ia (Al-Qur’an) di malam lailatul qadr.” (QS. Al-Qadr : 1). Selain itu Allah SWT juga berfirman dalam QS. Ad-Dukhan ayat 3 “Sesungguhnya kami turunkan ia (Al Qur’an) di malam yang penuh keberkahan”.
Dalil-dalil tersebut membuktikan Al-Qur’an diturunkan pertama kali di Bulan Ramadhan, terlepas bagaimana proses turunnya secara bertahap ataupun secara langsung penulis tidak akan mencoba menuliskannya pada artikel ini.
Pemaknaan Iqra
Iqra’ Bismi Rabbika adalah kalimat wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh para ahli tafsir, makna Iqra diartikan beragam.Salah satunya diungkap oleh cendikiawan muslim Quraish Shihab yang menafsirkan kandungan makna Iqra sebagai berikut:
Mengapa perintah membaca, padahal beliau tidak pandai membaca? Masyarakat pertama yang beliau temuipun demikian,” ucap Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an ini. Padahal, menurut Quraish Shihab, dengan “membaca” maka kemajuan dan peradaban bisa tercipta.
“Begitu pula dengan perasaan dan imajinasi. Bila itu semua bertemu dengan ide, rasa, dan imajinasi, maka ketika itu juga yang lahir adalah banyak ide hingga tak terhitung jumlahnya,” ujar mantan menteri agama ini.
Serupa dengan orang yang duduk dalam dua cermin. Dia tidak melihat satu gambar dirinya, tidak juga hanya dua. Tetapi banyak sekali, sebanyak pandangannya ke seluruh penjuru. Itulah kandungan makna Iqra dikutip dari Video mutiara hati Quraish Shihab, Liputan6.com.
Melihat dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa membaca merupakan hal penting, di mana Rasulullah SAW bukanlah seorang pembaca namun Nabi Muhammad SAW “dipaksa” oleh Malaikat Jibril untuk membaca.
Bukan Hanya Sekedar Membaca
Sedangkan Rektor Peguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) Lebak Bulus, Nasaruddin Umar menjelaskan ayat pertama yang diturunkan Allah ke bumi adalah “Iqra” yang berati “bacalah”, Allah SWT menyebutkan kata Iqra secara berulang dalam surat Al-Alaq. Satu kata yang diulang dalam Al-Qur’an itu pasti mempunyai makna yang sangat besar.
Baca Juga: Noorhaidi Hasan: Anak Muda & Gerakan Hijrah Politis
Ada empat makna yang dijelaskan Rektor PTIQ Lebak Bulus tehadap Iqra, makna Iqra yang pertama adalah how do read yaitu bagaimana membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, makna yang berikutnya adalah how to Learn berati bagaimana agar mendalami Al-Qur’an dengan mengetahui artinya dan tafsirnya.
Iqra yang ketiga adalah how to understand bagaimana kita menghayati kitab Allah tersebut dan Keempat yaitu bagaimana menyikap tabir-tabir di dalam Al-Qur’an. Pemaknaan empat iqra tersebut seharusnya dapat dilakukan oleh seluruh umat muslim baik memahami Al-Qur’an secara keseluruhan ataupun memahami Al-Qur’an dalam kehidupan.
Penulis adalah Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Cibitung
Editor: Dartim I.R.