Kalimah Sawa – Jakarta menjadi kota pelaksanaan refleksi dan perayaan acara HARMONI – Learning and Legacy pada 21-22 Agustus 2024. Acara ini menandai akhir dari Proyek HARMONI, sebuah inisiatif terdepan dalam Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Kekerasan (P/CVE) yang telah beroperasi di Indonesia selama enam tahun terakhir. HARMONI – Learning and Legacy menjadi ajang penting untuk mengevaluasi dampak yang telah dicapai, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, dan merayakan kontribusi semua pihak yang terlibat dalam proyek ini. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, acara ini bertujuan untuk menyusun strategi dan langkah-langkah untuk masa depan upaya P/CVE serta menginspirasi komitmen berkelanjutan terhadap pencapaian dan pelajaran yang diperoleh dari Proyek HARMONI.
HARMONI – Learning and Legacy merupakan agenda penting untuk untuk menunjukkan dampak komprehensif dari Proyek Harmoni dalam memperkuat strategi P/CVE dan implementasinya di Indonesia. Dalam dua hari acara ini, berbagai pemangku kepentingan, termasuk penerima hibah, pejabat pemerintah, peneliti, dan praktisi, berkumpul untuk mengevaluasi efektivitas berbagai strategi yang telah diterapkan. Acara ini menampilkan presentasi rinci mengenai pencapaian proyek, serta diskusi mendalam tentang hasil penelitian Most Significant Change (MSC) yang memberikan wawasan tentang perubahan transformatif yang dialami oleh penerima manfaat program.
Hari pertama acara dimulai dengan upacara pembukaan yang menampilkan pidato dari para ahli di bidang P/CVE, diikuti dengan presentasi tentang tujuan dan hasil Proyek HARMONI. Setelah sesi dilanjutkan dengan diskusi kelompok tematik yang membahas mengenai metodologi dan pendekatan yang digunakan oleh mitra lokal dalam menangani ekstremisme kekerasan. Diskusi ini mencakup berbagai intervensi seperti program pendidikan, dukungan keluarga, keterlibatan pemuda, dan sistem dukungan bagi individu yang keluar dari kelompok ekstremis.
Beberapa kisah inspiratif yang disampaikan selama acara ini, diantaranya perjalanan Insetyo, seorang pemimpin Karang Taruna di Sukoharjo yang mengubah pola asuhnya menjadi lebih inklusif, serta Arum Ambarsari, dosen Pancasila di Universitas Muhammadiyah Semarang yang berhasil mentransformasi metode pengajarannya. Selain itu, ada Komunitas HURIP HURUP HANDARBENI (H3) di Malang tentang upaya mereka dalam melestarikan budaya lokal sambil mempromosikan inklusi, dan Abdul Hamid, tokoh masyarakat di Cirebon, mengenai dedikasinya terhadap toleransi sosial meskipun menghadapi berbagai tantangan. Acara ini ditutup dengan pertunjukan seni yang merayakan kontribusi budaya dari para mitra lokal.
Pada hari kedua, fokus acara beralih pada perspektif gender dalam upaya P/CVE, dengan presentasi dan diskusi yang mendalami dinamika gender dalam konteks ini. Acara ini juga menampilkan presentasi video yang memberikan wawasan tentang strategi sukses yang diterapkan oleh mitra lokal Proyek HARMONI. Selain itu, para pahlawan lokal berbagi pengalaman dan pencapaian pribadi mereka, menyoroti kontribusi mereka dalam memajukan harmoni, inklusi, dan ketahanan di komunitas mereka.
Melalui perayaan ini, diharapkan pelajaran dan pengalaman yang diperoleh dari proyek dapat terus menginspirasi dan memandu upaya pencegahan ekstremisme kekerasan di masa depan. HARMONI – Learning and Legacy bertujuan untuk memastikan bahwa dampak positif Proyek HARMONI terus berlanjut, memperkuat komitmen terhadap upaya membangun masyarakat yang lebih damai dan inklusif di Indonesia serta kawasan sekitarnya.