Seperti yang kita ketahui, saat ini kita sedang berada di era teknologi digital. Sebuah era di mana terjadinya inovasi dan perubahan secara menyeluruh dan besar-besaran, karena hadirnya teknologi digital yang dapat mengubah sistem yang terjadi secara global. Pada era sekarang ini, kita sangat ditekankan pada aspek digitalisasi.
Di mulai perubahan dari media cetak menjadi media online, ojek pangkalan menjadi ojek online, pasar menjadi e-commerce, penemuan printer tiga dimensi, dan sebagainya. Ada juga pada bidang pendidikan seperti adanya e-book, e-Journal, SlideShare, dan situs web lain yang memudahkan siswa mencari referensi di media online. Dengan adanya media dan platform tersebut timbullah dampak positif dan negatif.
Dampak positif dari era disrupsi ini antara lain adalah mudahnya mengakses informasi dan referensi dari internet dan media yang tersedia. Meningkatnya peluang kerja, kegiatan produksi menjadi efektif dan efisien. Mudahnya mendapatkan barang tanpa harus keluar rumah, dan sebagainya. Lalu dampak negatifnya, seperti terdapat banyak sistem yang rentan terhadap serangan cyber. Manusia menjadi ketergantungan terhadap gawai yang digunakan sehari-hari, pelanggaran hak cipta pada suatu karya, dan maraknya informasi yang tidak sesuai data dan fakta, dan masih banyak lagi.
Meningkat Kualitas Diri dan Literasi Digital
Solusi terhadap beberapa masalah tadi adalah dengan meningkatkan kualitas diri, seperti membangun kembali kesadaran kita dalam berselancar di media sosial. Contohnya adalah lebih berhati-hati dalam membagikan data pribadi. Kemudian menciptakan inovasi dan ide baru serta berpikir secara luas dan bertindak dengan bijak.
Setelah melewati era disrupsi teknologi digital, kita masih dihadapkan dengan suatu era di mana kita harus menerapkan apa yang terdapat di dalam era disrupsi. Era tersebut bernama era transformasi teknologi digital.
Pada era ini semua teknologi analog sudah berubah menjadi teknologi digital. Oleh sebab itu, kita harus mampu menerapkan teknologi digital dalam kehidupan kita agar lebih mudah dalam menjalani kehidupan di masa mendatang.
Pada masa ini, surat menyurat berubah menjadi email, bioskop menjadi streaming film, pembayaran tunai berubah menjadi pembayaran digital, dan sebagainya. Dan kita harus menjaga lebih kreatif, inovatif, dan responsif agar bisa menerapkan teknologi digital ini kedalam kehidupan di masa mendatang.
***
Kemudian setelah melewati era disrupsi teknologi digital dan transformasi teknologi digital. Kita sebagai pemuda harus cakap dan berfikiran terbuka terhadap literasi digital. Literasi digital adalah kecakapan atau pengetahuan dalam menggunakan teknologi digital, seperti teknologi digital, alat komunikasi, jaringan, dan sebagainya.
Di Indonesia, tingkat literasi digital masih sangatlah rendah. Oleh karenanya, kita sebagai pemuda haruslah meningkatkan literasinya. Melalui literasi digital ini, kita bisa membuka cakrawala dunia dan tentu saja bisa menambah kualitas sumberdaya manusia. Bahkan dengan literasi ini kita bisa menjadi pribadi yang berfikir kritis, cerdas, inovatif, dan kreatif.
Namun ada juga banyak tantangan di dalam literasi digital ini, seperti konten negatif yang berisi pornografi, informasi yang tidak sesuai dengan fakta, penipuan, dan masih banyak lagi.
Oleh sebab itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa memilih konten yang positif dan menciptakan inovasi baru untuk konten positif agar lebih diminati oleh masyarakat luas. Sehingga konten negatif tidak akan muncul lagi. Dan menciptakan konten positif, kita bisa membuat poster, video publik speaking, video pendidikan, dan sebagainya. Kita buat dengan semenarik mungkin, kemudian kita upload ke sosial media kita, seperti Instagram, Facebook, Twitter,Tik Tok, YouTube, dan media online lainnya.
Dakwah Digital Kaum Muda
Setelah kita bisa menguasai literasi digital, kita bisa menerapkannya untuk berdakwah. Menjadi sangat penting juga untuk berdakwah di era digital melalui teknologi yang ada. Kita siarkan dakwah kita melalui sosial media. Adapun dalam dakwah digital melalui media online kita harus memperhatikan beberapa hal.
Pertama, konten harus positif, bermanfaat, dan menunjukkan islam adalah agama yang damai. Kedua, konten harus berisi hal-hal yang menarik. Selain isi kita juga harus memperhatikan bagaimana cara kita mengemas konten tersebut. Konten harus dikemas dengan menarik agar memiliki daya pikat terhadap pembaca. Ketiga, dakwah harus dilakukan secara kreatif, inovatif, responsif, dan menyesuaikan trend yang ada.
Oleh karena itu, marilah kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah menguatkan literasi digital kita dan menambah semangat untuk dakwah digital di era teknologi digital ini. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan meneruskan dan menyebar luaskan dakwah-dakwah Islam di muka bumi.
*Tulisan ini adalah juara 3 Sekolah Kepenulisan Essay PK IMM Ma’had Abu Bakar Putri UMS