Oleh : Dwi Kurniadi
Paulo Freire lahir pada 19 september 1921 di sebuah kawasan Recife Brazil. Paulo Freire menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan dengan nilai yang pas pasan kemudian berlanjut menjalankan pendidikannya di Universitas Recife dengan masuk jurusan hukum, dia juga mempelajari filsafat serta psikologi bahasa dengan sambilan jadi guru paruh waktu mengajar bahasa portugis. Paulo Freire terpengaruh oleh pemikiran Shaull dan juga banyak pengarang lainnya.
Bagi Paul Freire Pendidikan adalah sebuah proses humansisasi, yakni proses untuk memanusiakan manusia secara seutuhnya, dengan mengaktualisasikan humanisasi untuk melawan dehumanisasi. Pendidikan yang selalu digagas oleh seorang Paul Freire adalah pedidikan humanisasi yang merupakan bagian dari filsafat humanisme. Filsafat humanism yang menjunjung tinggi nilai dan hak-hak kemanusiaan inilah yang dicita-citakan oleh seorang Paul Freire, yang dimana manusia adalah adalah subjek atau pelaku utama dalam sebuah Pendidikan bukan sebuah objek bagi Pendidikan itu sendiri.
Konsep Pendidikan humanisme yang digagas oleh Paul Freire ini memfokuskan pada pemahaman tentang manusia dan nilai-nilainya, yang mana prinsip kemanusiaan harus selalu dijunjung tinggi. Tidak boleh ada ketimpangan sedikitpun di dalamnya. dalam Konsep Humanisme Yunani Kuno dan Perkembangannya dalam Sejarah Pemikiran Filsafat menjelaskan humanisasi sebuah aliran pemikiran filsafat yang menjunjung tingga hak-hak manusia, serta menjadikan manusia sebagai kriteria atas segala sesuatu. Humanisme menjadikan subjek atau pelaku utama sifat hakiki manusia dan juga batas-batas kecenderungan alamiahnya.
Konsep Pendidikan seorang Paul Freire
Paul Freire adalah seorang pemikir dari Brazil, Teolog, dan yang paling dikenal adalah seorang tokoh Pendidikan. Dia terlahir dari keluarga menengah ke bawah di Kota Racive di Brazil yang telah dijelaskan di atas. Pada waktu kecil Freire mengalamu depresi hebat pada tahun 1930-an melanda `ekonomi di benua Amerika salah satunya, yang kemudian akhirnya menjadikan Freire hidup kemiskinan dan kelaparan, dari situlah yang menjadikan pemikiran Freire sangat prihatin atas kemiskinan yang melanda di kehidupan sekitarnya.
Pengalaman menjadikan semangat Freire menggagas sebuah konsep Pendidikan. Berangkat dari pengalaman yang dilaluinya serta penindasan-penindasan yang terus menghantui di kehidupan Freire. Konsep Pendidikan yang lahir dari dari perlawanan atau kritik dari sistem Pendidikan di seluruh dunia hingga saat ini.
Konsep pendidikan dari Freire yang kemudian kita kenal sebagai metode pendidikan hadap-masalah bertujuan utama untuk memahami realitas. Karena Freire melihat manusia sebagai makhluk yang sempurna, menurut Freire manusia harus diposisikan sebagai subjek. Sebagai subjek artinya manusia mampu mengubah realitas dari permasalahan yang ditemukan. Sebaliknya, manusia yang hanya beradaptasi adalah manusia sebagai objek.
Metode hadap-masalah tidak dilakukan dengan dikotomi aktivitas dosen-mahasiswa di mana dosen memiliki kondisi tidak “memahami” dan “menceritakan”. dosen yang selalu “memahami”, adalah dosen yang menyiapkan projek dengan baik dan terlibat dialog dengan mahsiswa. dosen tidak menganggap objek yang dipahami sebagai kepunyaannya sendiri melainkan sebagai objek refleksi bagi dirinya dan mahasiswanya. Mahasiswa pun, tidak lagi sekedar menjadi pendengar. Mereka diidealkan menjadi pencari jawaban kritis dalam dialog dengan dosen. Peran pendidik yang memakai metode hadap-masalah diharapkan dapat menciptakan kebersamaan dengan mahasiswa; kondisi di mana pengetahuan pada tahap mentera (doxa) diganti dengan pengetahuan sejati pada tahap ilmu (logos).
Metode hadap-masalah ini juga digunakan Freire untuk mengkritik konsep pendidikan yang ia sebut sebagai pendidikan bergaya bank, yakni pendidikan yang menjadikan aktivitas belajar-mengajar sebagai aktivitas menabung, di mana mahasiswa berperan sebagai tabungan dan dosen bertindak layaknya penabung. Mahasiswa hanya menerima dan menyimpan apa yang disampaikan oleh dosen. Tidak ada proses dialektika antara dosen dan mahasiswa . Konsep pendidikan gaya bank ini bagi Freire merupakan cikal bakal lahirnya ideologi penindasan.
Upaya Humanisasi
Humanisasi adalah proses pemanusiawian manusia. Dalam pandangan Freire, baik humanisasi dan dehumanisasi merupakan pilihan yang nyata. Namun, kedua pilihan itu sangat kontradiktif. Freire menyebutkan humanisasi menjadi fitrah manusia, sedangkan dehumanisasi adalah sebuah penyimpangan fitrah menjadi manusia sejati. Dehumanisasi sendiri dapat terjadi karena adanya perampasan kemanusiaan dalam masyarakat. Kemanusiaan menurut Freire, tidak terjadi secara independen atau given, tetapi amerupakan proses yang harus diupayakan.
Freire menegaskan bahwa manusia terlahir sebagai pejuang dan fitrah ontologisnya adalah memperjuangkan humanisasi. Cepat atau lambat, manusia akan menyadari kontradiksi yang terjadi antara humanisasi dan dehumanisasi, salah satunya kontradiksi yang ada dalam sistem pendidikan.
Pendidikan adalah pembebasan
konsep pendidikan bagi kaum tertindas – dengan tujuan membebaskan diri dari penindasan- Freire berusaha mengingatkan masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Substansi pemikiran pendidikan Freire terletak pada pandangannya tentang manusia, tentang dunianya yang kemudian ditransformasikan ke dalam dunia pendidikan, yang menghasilkan model pendidikan alternatif, yaitu dari model pendidikan yang membelenggu ke model yang membebaskan.
Dalam buku Pendidikan Yang Membebaskan (2001) Freire menulis bahwa untuk membawa kita berpindah dari kesadaran naif ke kesadaran kritis, kita tidak dapat menggantungkan diri pada pada orang lain-apalagi patuh pada keputusan-keputusan orang lain. Kita harus terbebaskan dan berani melihat realitas sosial agar praktek penindasan dapat dihilangkan. Freire mempertegas, bahwa pendidikan mampu mewujudkan proses itu. Perhari ini pun banyak di rasakan sendiri oleh para mahasiswa yang masih terbelenggu oleh ideologi penindasan, sistem yang salah akan menghasilkan produk-produk yang salah juga. Penerapan konsep Pendidikan yang membebaskan oleh seorang Paul Freire memang sangat relevan untuk diterapkan di seluruh bidang Pendidikan terutama di bangku perkuliahan.