Setiap manusia memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat menjadi boomerang yang baik atau bahkan buruk pada suatu situasi. Hal baik yang dapat diperoleh salah satunya yaitu bersatunya Bangsa Indonesia, sedangkan hal buruk yang mungkin terjadi tidak lain adalah kebalikannya yaitu terpecahnya suatu bangsa. Tentu saja kita berharap hanya mendapat hal baik dari adanya keberagaman yang ada di lingkungan sekitar kita. Ada banyak keberagaman yang dapat kita bahas, antara lain keberagaman bahasa, agama, budaya, dan suku bangsa.
Bahasa menjadi faktor penting dalam komunikasi antar manusia. Seiring dengan kemjauan zaman, keragaman bahasa terus berkembang dan akan terus terbaharui. Pada masa kini, sudah banyak bahasa-bahasa yang sering kali dapat kita temukan di media sosial yang dapat kita kenal dengan bahasa slang. Slang atau bahasa gaul adalah bentuk bahasa yang informal, tidak standar, dan dapat berubah dengan cepat.
Ragam bahasa ini ditandai dengan penggunaan kosakata sehari-hari, sehingga lebih cocok untuk situasi yang santai, seperti berbicara dan menulis kepada teman atau keluarga. Contoh bahasa slang yang ramai digunakan yaitu “mager” merupakan akronim dari ‘malas bergerak’ yang mengartikan bahwa seseorang sedang tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas, selain itu “kepo” adalah singkatan dari ‘Knowing Everything Particular Object’ mengartikan bahwa seseorang yang memiliki rasa ingin tahu secara berlebihan tentang sesuatu hal.
Kita dapat merasakan keharmonisan dan sinyal yang cocok antara satu sama lain dalam berkomunikasi dengan menggunakan slang-slang tersebut. Namun, tidak semua kalangan dapat memahami arti dari slang yang ada, terutama bagi generasi orang tua.
Dengan ini penggunaan ragam bahasa yang ada perlu diperhatikan agar terciptanya keharmonisan bagi setiap kalangan. Tentunya ragam bahasa yang ada pada masa kini akan terus berkembang dan tergantikan hingga masa mendatang serta membawa peluang agar dunia luar bisa lebih mengenal Bahasa Indonesia.
Selain bahasa, terdapat juga keberagaman agama yang dianut dan dipercaya oleh tiap penduduk di Indonesia. Terdapat agama-agama besar yang ada di Indonesia seperti Islam, Kristen, Katolik, Protestan, Buddha, Hindu, Konghucu, dsb. Terdapat ikatan yang kuat antara agama dengan masyarakat untuk mencapai kesatuan, perilaku, dan sikap yang terpancar dari seseorang berasal dari nilai dan moral yang dipelajari di dalam agamanya
. Pada masa kini, keberagaman agama menjadi konflik yang serius terkait dengan adanya perpecahan yang terjadi akibat watak agama yang ekspansif, ditandai dengan agama Islam dan Kristen yang keduanya menyatakan bahwa mereka merupakan agama misi dan dakwah. Hal ini dapat menimbulkan konflik di mana akan memupuk rasa benci dan menimbulkan fitnah di antara umat beragama.
Dengan permasalahan tersebut, kita dapat mengkaji kembali akar masalahnya untuk dapat menumbuhkan sifat saling toleran antar agama, dapat menumbuhkan persatuan dan keutuhan bangsa, serta menjaga keharmonisan antar penduduk di masa depan.
Agama dan budaya saling memengaruhi dalam membentuk identitas dan keberagaman sosial – budaya di suatu masyarakat. Begitu pula dengan bahasa, keragaman bahasa merupakan bagian dari budaya. Manusia dan budaya memiliki keterikatan yang kuat, di mana tidak ada budaya tanpa manusia dan begitu pula sebaliknya. Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya yang melimpah. Kebudayaan dianggap sebagai sesuatu yang diajarkan, dialihkan, dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, umumnya melalui interaksi manusia.
Keanekagaraman budaya akan memberikan potensi daya tarik wisata dan menambah keindahan Indonesia, mulai dari upacara adat, pakaian adat, rumah adat tradisional, tarian adat tradisional, sampai alat musik tradisional akan menjadi suatu identitas tersendiri bagi tiap daerahnya. Jika semua daerah bersatu dan menunjukkan budayanya masing-masing, maka akan terlihat betapa melimpahnya budaya yang ada di Indonesia serta akan tumbuh keharmonisan dan sikap toleransi antar tiap daerah.
Budaya kita saat ini terancam oleh invasi budaya asing yang terus masuk ke Indonesia melalui program televisi, film, musik, bahkan media sosial. Budaya luar telah menjadi tren di kalangan remaja, dan jika ini berlanjut, kekayaan budaya kita bisa terlupakan. Oleh karena itu, hendaknya kita terus mencintai budaya lokal untuk terus melestarikan budaya yang telah dijaga oleh nenek moyang kita sejak dahulu. Dengan terus memelihara budaya kita hingga dikenal di kancah dunia, Indonesia akan memberikan inspirasi bagi negara lain dan meninggalkan kesan positif.
Keberagaman suku di Indonesia ditandai dengan adanya kesamaan bahasa, agama, dan budaya dalam setiap kelompok suku. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Penanaman nilai toleransi dan rasa kebhinekaan terhadap keberagaman suku bangsa perlu dilakukan pada masa kini sehingga akan terbentuk generasi muda dengan pemahaman yang baik dan sikap yang positif terhadap perbedaan antar masyarakat serta dapat menjaga persatuan dan keharmonisan antar masyarakat di masa depan.
Namun, di samping itu masih banyak terjadi konflik yang terjadi di antara beberapa suku. Salah satunya yaitu pada tahun 2022 tepatnya di Jayawijaya, Papua terjadi bentrokan di antara dua kelompok warga yang saling serang karena kematian seorang warga dari suku Nduga Sibelu Gwijangge, diduga dibunuh oleh warga dari suku Lanny Jaya.
Dengan bantuan dari Bupati setempat, kedua suku tersebut dapat berdamai dengan adanya komunikasi dan mediasi yang baik serta peran masyarakat juga menjadi penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan. Dengan ini, kita perlu lebih gencar lagi untuk terus menumbuhkan sikap menghargai terhadap sesama dan menghormati antar suku bangsa.
Mendekati tanggal 14 Februari 2024 yaitu masa Pemilihan Umum, di mana pada masa hangatnya kampanye calon presiden ini, masyarakat di Indonesia terbagi menjadi tiga kelompok pendukung dari tiap paslon. Dengan adanya perbedaan pilihan pada tiap individu, tentunya akan ada konflik-konflik kecil yang memicu perdebatan di antara mana pilihan yang lebih baik dari ketiga paslon tersebut. Namun, dengan perbedaan dan keragaman pendapat ini kita dapat berdiskusi secara terbuka terkait pemimpin Indonesia di masa depan dan tentunya hal tersebut ditujukan untuk
kebaikan Indonesia dalam beberapa tahun yang akan datang. Banyaknya jenis keberagaman yang ada, tidak akan selalu berdampak buruk bagi kita. Dengan pluralitas tersebut kita belajar untuk terus menghargai perbedaan, toleransi terhadap sesama, menghormati pilihan masing-masing, dan menjaga keharmonisan serta persatuan Bangsa Indonesia. Di masa kini, kita harus terus meningkatkan rasa kebersamaan dan menghindari perpecahan agar menciptakan lingkungan yang damai dan tentram hingga masa depan
Penulis : Salwa Mufti Fadilah (Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera)