Setelah menganalisa uraian pada artikel terdahulu, SDGs dengan target tahun 2030 akan tampak hasilnya satu dekade lagi. Bila memang dimaksudkan untuk memajukan, misi tersebut hanya nampak sekedar proyek sementara yang akan ditinggalkan ketika trennya terhenti.
Selain itu, hal ini berkontribusi juga kepada penggunaan kata “pembangunan” yang kini diartikan semakin peyoratif (penurunan makna) ketika narasi ala SDGs kini kering dan jauh dari cita-cita yang diharapkan.
Yang membanggakan fasilitas dan bangunan super wah, harus menelan kenyataan pahit lain berupa kelemahan sumber daya manusia. Yang memiliki SDM yang cukup, ada ketakbebasan dalam hal akses dan fasilitas—selalu ada yang tidak siap.
Sering dibuat satu inovasi, namun menciptakan masalah baru. Solusi belum dicapai, sudah muncul tantangan (masalah) baru. Bahkan pada tataran kebijakan, aturan dibuat untuk menguntungkan satu dan merugikan yang sisanya. Bahwa dibalik narasi yang demikian, sustainable goals tidak menerangkan berkelanjutan dengan sebenar-benarnya.
Pembangunan untuk Membangun Manusia
Padahal, masalah ini baru dibahas dalam satu sisi kampus sebagai salah satu elemen pendidikan. Belum lagi dipersoalkan dalam cakupan yang lebih luas. Kampus saja, termasuk elemen yang masih sangat tersegmen. Siapa saja yang bisa merasakan kultur pendidikan kampus?
Tidak semua kelas masyarakat bisa merasakan kultur pendidikan di kampus. Lalu mulai digaungkan: masa depan yang dibutuhkan skill—sehingga tidak penting untuk kuliah bila yang dikejar hanya gelar.
Atas semua masalah ini, kitalah juga manusia yang harus selalu optimis. Manusia kampus—merujuk pada jenis manusia yang merasakan pendidikan di kampus—harus semakin kuat di masa depan atas masalah yang tidak hanya kompleks namun sukar untuk diurut akar permasalahannya. Saat segalanya timpang dan tidak mudah.
Karena tentu, bila tidak mulai tanggap, skeptis dan mengerti atas apa saja yang terjadi, cita-cita untuk menjadi khalifatul ‘ardh, adalah cita-cita yang jauh. Yakni membangun moral, mengembangkan teknologi dan memajukan umat manusia sekaligus.